Senin, 19 Maret 2012

AKHIR SEBUAH KISAH

Pernahkah kau mendapat pertanyaan “jika kamu disuruh pilih antara sahabat dan cinta, mana yang kau pilih?”. Lalu apa jawabanmu?  Siapa yang kau pilih? Apa kau akan jawab “aku pilih kedua-duanya” seperti itulah aku, jangan tanyakan itu kepadaku karena aku pasti memilih dua-duanya. Serakah?
Terserah itu pendapat mu.

Pernahkah kau mendengar sebait kalimat “PENYESALAN AKAN SELALU DATANG BELAKANGAN” tentu saja itu benar. Naasnya penyesalan itu hanya berakhir sia-sia. Seperti penyesalanku, penyesalan yang terjadi karena ketidak beranianku. Keegoaanku yang ingin mempertahankan keduanya. Kebodohanku yang tak pernah menyadari perasaannya. Dan sekarang aku menyesal –sangat menyesal- dan sekali ku katakan semua itu sia-sia. Karena pada akhirnya aku lah yang akan kehilangan semuanya.

***
Tempat ini masih sama, masih seperti dulu masih seperti 4 tahun lalu, foto-foto itu masih tertempel di mading. Dan ruangan ini masih seperti dulu ruangan nyaman ini, ruangan yang pertama kali mempertemukan ku dengan dia, ruangan dimana aku mulai mengenal dekat sosoknya. Sosok gadis cantik tinggi dan pintar bermain music. Ya ini adalah salah satu dari beberapa ruangan di SMA ku, ruang music.
“Rio, ayuk acaranya udah mau dimulai anak-anak udah rame di aula, udah banyak guru-guru” ucap salah seorang temanku
“Ayuk Iel” ucapku lalu menutup kembali ruangan pintu ini.
Yap, hari ini adalah Reuni angkatan kami setelah 4 tahun lamanya kami terpisah. menjalankan kehidupan dunia masing-masing. Menjajaki kehidupan yang sebenarnya. Mengeluarkan semua potensi yang dimiliki setelah 12 tahun menduduki status ‘pelajar’. Aku berdiri diantara kerumunan teman-temanku, mereka tampak sangat berbeda yang dulunya culun sekarang jadi ganteng. Yang dulu berandalan sekarang? Wow mereka terlihat gagah dengan kemejanya.
“halo dokter Rio , cieee apa kabar nih?”
“duileeeh dulu yang pendiemnya minta ampun, gak nyangka gue Yo lo jadi dokter, hebat-hebat”
“haha apaan sih lo semua bisa aja, gak ada yang gak mungkin di dunia ini” balasku
“eh kok Ify gak ada ya?” tanyaku pada mereka
“mending lo tanya Sivia sama Shilla deh dia kan best friendnya” ucap temanku Gabriel
“ok deh Yel bentar yah gue kesana dulu” ucapku lalu pergi ke segerombolan gadis-gadis dewasa yang kelihatan cantik, bahkan lebih cantik daripada saat mereka mengenakan pakaian Putih Abu-Abu dulu. Tapi sayangnya gadis itu yang sampai saat ini masih menjadi pemilik tahta tertinggi dihatiku, ‘dia’ tidak ada.
Aku menghampiri kelima gadis itu yang sedang asik bercerita tentang masa lalunya.
“ehem…maaf ganggu” ucapku pelan.
“eh Rio? Wah hebat yah lo udah jadi dokter” ucap salah seorang dari mereka yang agak tomboy –Agni namanya-.
“haha bisa aja lo Ag, hmm… kok Ify gak ikut ngumpul sama kalian?” tanyaku pada Agni
“justru itu Yo tadi kita pengen nanya ke lo, semenjak perpisahan wisuda kita di Jogja Ify ngilang gitu aja kita gaktau kabar dia, di sms gak dibales, di telepon gak diangkat, kita kerumahnya udah kosong katanya pindah gaktau kemana. Emang lo gak tau Yo? Lo dulu  kan juga deket sama dia” jelas Agni panjang lebar
“gue juga gaktau Ag, sama yang seperti lo jelasin tadi, gue kira kalian tau” ucapku lirih
“sabar ya Yo, kita jg udah berusaha dulu buat cari Ify tapi sia-sia” lanjut Shilla
“gue…..gue….nyesel Shill coba dulu aja gue gak sakitin dia” aaah sudah berapa kali penyesalan dan rasa bersalah itu selalu menghantui diriku. Aku selalu merutuki kebodohan ini.
“penyesalan emang selalu dateng belakangan Yo, tapi percaya deh akan ada akhir Indah dibalik sebuah kisah sedih” ucap Sivia bijak. Perempuan itu memang bijak, pintar, baik cantik pula. betapa beruntungnya Gabriel bisa memilikinya seandainya saja aku bisa seperti mereka.
“yaudah makasih ya, gue mau ke temen-temen lain dulu hehe lanjutin deh ngegosipnya :D ” ucapku
“oke yo hehe” ucap Agni Siva Shilla Zahra Angel kompak
Aku memilih pergi ke taman belakang sekolah entah kenapa aku ingin melepas rindu dengan tempat ini , suasana ini saat dulu masih berstatus pelajar. Lagi lagi dan lagi tempat ini kembali memaksa otakku memutar tentang memory kejadian dulu, kejadian yang masih mengganjal dihatiku sampai saat ini.


*flashback*
Gadis cantik nan tinggi itu cepat cepat melangkah kan kakinya menuju gerbang sekolah, ya dia telat pagi ini , padahal ini adalah hari senin dan kau tau apa? Yap ‘upacara’ kata kramat untuk para ‘pelajar’ karena mereka harus berpanas-panasan dilapangan di bawah terik matahari. Dengan cepat gadis itu menaruh tasnya sembarangan di pinggir lapangan dan berbaris bersama teman-temannya.
“telat lagi Fy? kebiasaan deh” celetuk Zahra
“lo kan tau Fy, ini hari senin untung aja satpamnya lagi baik lo di izinin masuk” jelas Angel panjang lebar
“iya Fy, kalo gak lo bakal berdiri di depan gerbang sampai upacara selesai”
“sssttt kalian bawel aaah , gue lupa masang alarm tau. Udah jgn berisik mau lo pada disuruh maju ke depan” ucap gadis itu kesal , bagaimana tidak sudah terlambat pagi ini dan lelah karena harus berlari agar tidak telat , setelah tiba di lapangan dia harus mendapat nasihat-nasihat yang sama yang selalu ia dapat jika telat.
Setelah 45 menit lamanya melakukan upacara, gadis itu besama teman-temannya kembali ke kelas terlihat gurat lelah serta keringat yang sesekali menetes akibat panasnya matahari pagi ini. Tanpa sang gadis sadari ada yang memperhatikannya dari tadi sepasang mata yang sangat teduh, dia tersenyum melihat sang gadis pujaannya tertawa bahagia bersama teman-temannya ‘ya Tuhan biarkan senyum itu selalu ada di dirinya’ batin lelaki itu.
“yo kamu ngapain sih? Kantin yuukk aku haus banget” gadis itu bergelayut manja di tangan Rio.
“eh De, yaudah ayukk tapi jgn gitu tangannya biasa aja ya” ucapku lembut padanya
“iyaiya” balas Dea jutek, terlihat kekecewaan di wajahnya.
‘kamu itu terlalu jauh Yo bahkan untuk berada disebelah kamu aja butuh pengorbanan banget’ batin Ify. Dia melihat jelas adegan Dea yang menggandeng mesra tangan Rio. Entahlah mereka pacaran atau tidak, banyak yang bilang mereka cocok. Mungkin karena kedekatan mereka.

**
“IFYYY…!!!” teriak seseorang, gadis itupun menoleh.
Detak jantungnya semakin tak beraturan kakinya yang sedari tadi berdiri kuat mendadak lemas, ingin rasanya dia pingsan.  Bagaimana tidak lelaki itu pujaan hatinya pemilik tahta tertinggi dihatinya berdiri tepat di depan matanya. Senyuman itu yang mampu membuat ify tak berdaya.
“eh Yo kenapa?” tanya ify gugup
“hmm..gue.. itu.. Cuma mau ngingetin nanti jgn lupa pulang sekolah latihan yah buat pensi di perpisahan” ucap Rio yang ikutan gugup.
“iya yo gue pasti latihan kok” ucap ify
“yo ayuuk ajarin Dea bahasa.inggris” ucap Dea manja sambil menarik-narik tangan Rio.
‘aah lagi-lagi perempuan genit itu selalu saja ganggu suasana’ batin Ify
“eh iya De, ntar dulu Rio kan lagi ngomong sama Ify” ucap Rio lembut
‘Rio..Rio itu lah kelebihan lo . lo lembut banget sama cewe sadar gak sih Yo banyak yang sakit karena sikap lo, termasuk gue’ batin Ify terus menggerutu.
“yaudah sih nanti kalo eskul jg ketemu kan?”ucap Dea sinis
“ehm yaudah yo aku juga mau keperpus” ucap ify lalu pergi meninggalkan dua anak manusia itu.

**
Bagaimana rasanya jika melihat orang yang kau sayang dekat dengan orang lain? Sedangkan kau tak berani mendekati mereka. Bukan. Bukan tak punya nyali hanya saja…. siapa aku dimata dia? Kekasih? Bukan. Hanya seorang teman –miris sekali-.  Bahkan dia sangat terlihat senang. Dada ini rasanya begitu sesak sulit bernafas padahal aku tak pernah punya riwayat penyakit asma (?).
Rasa ini masih bertahan untuknya, masih sama sejak 3 tahun lalu. Saat dia memperkenalkan diri dihadapan teman-teman eskul music kami .
‘hai saya Alyssa saufika umari kalian bisa panggil saya ify saya kelas X IPA 2, saya harap kerja samanya ya. Terima kasih’
Itulah kalimat yang masih aku ingat sangat jelas saat dia pertama kali memperkenalkan dirinya. Cinta ini? Masih tetap untuknya. Aku sadari aku terlalu pengecut untuk mengakui yang sebenarnya, aku takut jika nanti dia menolakku dia akan menjauhi. Tidak. Aku tidak bisa jauh darinya. Sehari tak melihatnya saja aku rindu, walaupun harus melihat dia dari kejauhan tak apalah.
“yo kok bengong” ucap gadis itu
“eh fy, hm… itu aku lagi…” ucapku gugup
“yaudah masuk aja yuk nanti cerita yah sama Ify” ucapnya lembut lalu masuk keruang music dan aku mengikutinya.

**
Tuhan jangan paksa aku untuk memilih aku tak bisa, aku tak sanggup. Aku tak mau kehilangan keduanya. Kata-kata dea tadi siang masih betah melayang-layang difikiranku. Entah itu untuk keberapa kalinya dia berkata seperti itu.
‘kita emang gak pacaran tapi kita terikat kan Yo, dan kamu gak akan ninggalin aku kan Yo’ ucap dea lirih.
Ya itulah kelemahanku, tak bisa melihat wanita menangis apalagi memohon-mohon padaku. Aku memang mencintainya tapi…. Hanya sebatas kata “SAHABAT” –tidak lebih-. Ya karena kau tau? Ada seseorang dihatiku seseorang yang 3tahun ini masih tetap bertahan dihatiku, masih tetap menjadi pemilik hatiku. Ya, dia Ify.
Pagi itu aku melihatnya, berjalan dengan tanpa beban. Aah senyum manis itu selalu saja menghiasi wajah manisnya. Terlihat dia sibuk berkutat dengan buku-bukunya sambil sesekali berkomat-kamit seperti dukun, lucu sekali bukan tingkahnya.
Dan lagi dia menghampiri lelaki itu sangat dekat, tawanya begitu riang. Sepertinya dia sangat bahagia. Aaah rasa sesak itu datang kembali, tanpa aku sadari tangan ini sudah mengepal keras menahan panasnya rasa ini. Aku cemburu, cemburu melihat dia dekat dengan seorang yang aku kenal betul, teman sekelasku. Gabriel. tapi tunggu dia berjalan karahku, oh ayoolah kenapa kau jadi gugup seperti ini.
“Pagi Yo” sapa Ify yang kini sudah ada didepan matanya
“hai pagi Fy, cieee belajar mulu nih yang pinter” godaku agar bisa menutupi kegugupan ini.
“aaah apa si Yo kamu bisa aja” ucapnya tersipu malu
“hmmm dasar balabala” ucapku sambil mengacak-acak rambutnya, hihi lucu sekali dia.
“apaan tuh bala-bala?”tanya nya sambil membetulkan rambutnya yang berantakan itu.
“pengen banget tau?” ucapku menggodanya
“huuuu Rio gak seru ah” ucapnya cemberut
“lucu deh fy kamu kalo lagi cemberut gitu” ucapku gemes.
“Rio!!!” teriak seseorang dibelakangku.
‘itu cewe udah kontak batin apa punya indra keenam sih, selalu aja ganggu suasana gue, please yo, jgn pergi, pelase temenin gue’ batin ify
“kenapa de?” tanya rio lembut
“ayuk ke kelas” ucapnya sambil menarik lengan Rio.
“tunggu!! Rio kan lagi ngomong sama gue De, bisa kan gak ganggu orang sebentar aja, lagian abis ini lo kan bisa ngobrol sama rio sampe puas dikelas” aku kaget mendengar kata-kata itu dari mulut Ify, gak biasanya dia sejutek itu.
‘tahan Fy, tahan jangan marah ntar keliatan banget kalo lo cemburu sama mereka’ batin Ify
“siapa lo hah? Terserah gue dong, Rio punya gue”
‘APA?GUE GAK SALAH DENGER KAN? RIO PUNYA DEA? MAKSUDNYA MEREKA? Tahan fy tahan, jangan nangis disini. kuat fy kuat’ batin Ify lirih
“STOP!! De udah dong, Ify juga sahabat gue. Gue juga ada perlu sama dia buat pensi perpisahan nanti. Lo kan masih bisa sama yang lain, ada Zevana kan?” ucapku menghentikan pertikaian ini.
“kok Rio gitu sih sama Dea,  Rio jahat” ucap Dea lalu berlalu
“Dea tunggu”

**
“kok Rio gitu sih sama Dea,  Rio jahat” ucap Dea lalu berlalu
“Dea tunggu” ucap Rio ingin mengejar Dea.
“Rio tapi kita belom selesai bicara Yo” ucapku
“maaf Fy nanti kita pulang sekolah kita lanjutin lagi aku kejar Dea dulu yaa” ucap Rio
‘Ya selalu saja dia lebih membela wanita itu, sakit Yo, sakit banget. Aku ngerasa bukan apa-apa dimata kamu. Bentar lagi kita lulus Yo, itu akan semakin kecil harapan aku buat milikin kamu Yo’ batinku lirih.
Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku, aku menoleh kearahnya.
“jangan nangis dong Ify yang gue kenal Ify yang kuat. Mungkin saat ini lo gak bisa miliki dia, tapi suatu saat lo bisa miliki dia” ucap seorang gadis berpipi chubby –Sivia-.
Ya dia memang paling bijaksana dan paling bisa memahami sifatku.
“tapi mereka deket banget Vi, bahkan banyak yang bilang mereka Soulmatelah, cocoklah” ucapku bergetar, tak terasa titik air yang sudah ku tahan dari tadi akhirnya tumpah juga ke pipiku ini.
“Cuma soulmate kan? Gak ada yang gak mungkin di dunia ini Fy, percaya deh” ucap Sivia
“iya makasih yah Vi”
“yaudah jangan nangis lagi, kantin yuk anak-anak udah nungguin”
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya, setidaknya aku akan lebih tenang jika bersama teman-temanku.

**
Setelah menempuh perjalanan berat, perjalanan selama 3 tahun mengarungi suka duka, setelah 3 tahun belajar mati-matian dan berusaha hanya untuk mendapat satu kata. “LULUS”. Terdengar teriakan kebahagiaan para siswa-siswi kelas 3 SMA yang cukup terkenal di Jakarta ini. Bagaimana tidak? Mereka dinyatakan LULUS 100% . terdengar teriakan dari beberapa murid itu.
“ALHAMDULILLAH GUE LULUS!!”
“LULUS LULUS LULUS LULUS LALALAYEYEYE”
“YIHA ENYAK BABE , AYE LULUS”
“SESUATU BANGET , ALHAMDULILLAH YAH LULUS”
Ya begitulah beberapa teriakan dari para siswa, termasuk kedua anak manusia ini Rio dan Ify, mereka sibuk dengan urusan dan fikirannya masing-masing, entah apa yang mereka fikirkan. Setelah beberapa siswa pulang untuk memberitahu ke pada orang tua mereka tentang berita bahagia ini. Tapi tidak bagi Ify dan Rio serta beberapa teman lainnya yang harus mengisi acara perpisahan di Jogja nanti.
“Fy masalah yang waktu itu Rio minta maaf yah” ucap lelaki manis bertubuh jangkung itu.
“yaudah lupain aja” ucap Ify tersenyum, tentu saja dia tak bisa marah pada lelaki itu, karena dia begitu mencintainya.
“oia besok kita berangkat jam 7 dan para pengisi acara berada dalam satu bis agar lebih mudah” ucap pak Yatno salah satu guru pembimbing.
“berarti kita gak sebis dengan teman sekelas dong pak?” celetuk Shilla
“ya tidak, tapi kalian bisa satu bis saat pulang dari Jogja”
“ooh syukurlah” ucap Ify
‘baguslah seenggaknya, selama perjalanan ke Jogja gak ada yang ganggu gue sama Ify” batin Rio
“baiklah gladyresik hari ini selesai semoga kita bisa menampilkan yang terbaik besok, langsung pulang kerumahyah, jangan sampai kesiangan besok” nasihat pak Yatno.
“baik pak” koor anak-anak.
“bareng yuk fy” ajak Rio tiba-tiba
“aku bawa motor” lanjutnya tersenyum yang sepertinya mengetahui kebingungan Ify
“gak ngerepotin?” tanya Ify basa-basi, padahal mah hatinya udah lompat-lompatan hihihi.
“buat kamu nggak kok, yuk” ucap Rio lalu berjalan dan menggandeng erat tangan Ify.
Keduanya sama-sama terdiam berjalan menuju parkiran, entahlah mungkin mereka mengatur nafasnya yang masih tak jelas dan berdebar hebat.

**
Hari itu pun tiba. hari yang akan meninggalkan kenangan bagi kami semua terutama aku hari ini hari terakhir kami semua berkumpul melepaskan pakaian Putih Abu-Abu bersiap menghadapi masa depan dengan perjalanan sendiri-sendiri. Tidak akan ada lagi tidur di dalam kelas, dihukum karena tidak mengerjakan PR, tidak ada lagi di suruh berdiri ditengah lapangan saat upacara karena terlambat. Tidak ada lagi kerja sama membuat contekan saat ulangan. Tidak akan ada lagi bolos saat Pendalaman Materi. Semua itu tak akan lagi. Ya satu hal kau pasti akan merindukan itu kelak kau sudah dewasa.
Malam pensi perpisahan itupun tiba semua pengisi acara sudah berkumpul di backstage termasuk Rio dan Ify. Acara pertama dimulai dari pukul 19.00 yaitu wisuda bagi kelas 3 yang berlangsung sangat hikmat. Dan kini sampai pada acara pensinya acara yang ditunggu-tunggu oleh semua.
“marilah teman-teman semuanya selanjutnya kita panggilan sahabat kita yang pasti kalian kenal betul selain jago bahasa inggris dan bernyanyi, dia punya bakat terpendam loh, apa itu? Mari kita saksikan, tepuk tangan yang meriah untuk Alyssa Saufika Umari” ucap MC pensi tersebut disertai tepuk tangan meriah dari siswa siswi lain.
Gadis itu melangkah, duduk dibangku ditengah panggung sambil membawa gitar. sangat terlihat anggun dengan dress warna putihnya. Semua orang yang melihatnya tentu akan berdecak kagum. Termasuk laki-laki itu, laki-laki yang terus memperhatikannya dari belakang panggung.
“selamat malam teman-teman semua ify akan membawakan sebuah lagu, lagu ini ify tunjukkan untuk seseorang semoga kalian suka” ucap gadis itu –ify- dan dia mulai memainkan sebuah nada indah yang mengalun dari gitarnya itu.
Lama ku tunggu dirimu
Setia sabar menantimu
Tak lelah jalani hari-hariku
Bila selalu denganmu
Mengapa kau pergi
Siakan rasa sayangku
Perih hatiku kau telah dengan yang lain
Luka hatiku mungkin tak terobati
Hatiku kau buat seperti tak hidup lagi
Hampa hidup ini sampai terasa mati


Semua yang melihat perform Ify memberikan tepuk tangan yang meriah, ada yang menangis. Yap, Ify membawakannya dengan penuh perasaan dan benar itu semua ungkapan perasaan dia untuk seseorang. Rio.
‘kok liriknya kaya nyindir gue sih, eh geer banget gue’ batin Rio
Dan seterusnya, acara itu berlangsung meriah –sangat meriah- . dan kenangan malam ini akan menjadi kenangan tersendiri di hati mereka, dihati para –alumni- SMA VIKAS 1.

**
Malam ini adalah malam terakhir besok mereka akan kembali ke rumah masing-masing memulai hari tanpa menggunakan seragam dan sudah tidak berstatus pelajar. Malam ini mereka diberi kebebasan untuk sekedar berkeliling hotel atau sekitar Jogja.
“jalan- jalan yuk Fy” ajak Agni
“males ah kalian aja” ucap Ify sambil menonton TV
“yaaah yaudah hati-hati sendiri yah neng, kita pergi dulu dadaaa”ucap Angel
‘bete juga sih ya sendiri , mending keliling hotel’ batin Ify
“view belakang hotel ini keren juga aah nyesel coba tadi gue bawa kamera SLR gue” ucap Ify
“apaan tuh berisik-berisi” lanjutnya ketika mendengar seperti ada orang yang sedang bertengkar.
Karena penasaran dia mencoba mencari sumber suara itu, betapa kagetnya dia melihat siapa orang yang bertengkar itu Rio-Dea. Dadanya mendadak sesak butiran halus itu menetes melihat Rio memeluk Dea yang sedang menangis, kakinya mendadak lemas.
“aku sayang Yo sama kamu, lebih dari sahabat. Aku gak suka Yo liat kamu deket-deket sama Ify aku cemburu” ucap Dea terisak
“aku memang sayang sama kamu Dea……” balas Rio. Ify tak perduli apa kelanjutan ucapan Rio dia cepat berlari kembali ke kamarnya, butiran itu semakin deras, dadanya semakin sesak, ingin rasanya dia teriak. Sakit? Tentu. Penantian dia selama 3 tahun berakhir sia-sia


**
“aku sayang Yo sama kamu, lebih dari sahabat. Aku gak suka Yo liat kamu deket-deket sama Ify aku cemburu” ucap Dea terisak
“aku memang sayang sama kamu Deaa….. tapi….. hanya sebatas sahabat gak lebih. Aku..aku mencintai Ify. Maaf bukan maksud menyakitimu. Aku harap kamu bisa dapat yang lebih baik dari aku” balas Rio
“aku terima Yo keputusanmu, maaf aku terlalu egois yo, kita masih sahabatan kan?” ucap dea tersenyum.
“tentu” balas Rio.
‘aku akan bicara pada Ify menyatakan cintanya ya setelah pulang dari Jogja aku akan bilang bahwa aku mencintainya’ batin Rio bahagia.


**
Rio kini sudah kembali kerumahnya, betapa capeknya dia menempuh perjalanan jauh itu, tapi fikirannya masih tidak tenang, semenjak malam itu dia tak pernah melihat Ify. Bahkan sampai tiba di Jakarta pun tidak. Dia mencoba membuka tasnya merapikan beberapa baju yang ada dikopernya. Namun tiba-tiba aktivitasnya terhenti ketika matanya menangkap sebuah kertas berwarna biru, “surat? Dari siapa nih?” gumamnya

Bila aku menjadi miliknya
Seluruh perasaanku kan ku berikan untuknya
Namun bila tak menjadi miliknya
Biarkan dia tetap di dekatku
Agar aku selalu merasakan kehangatan hatinya yang damai J

Terima kasih telah mengizinkanku mencintaimu, terima kasih telah mengizinkanku mendekatimu, terima kasih untuk perhatianmu selama ini. Maaf aku telah lancang mencintamu. Dan sekarang sepertinya penantianku sia-sia. Selama jadian dengan Dea, longlast ya Yo.

-Alyssa-

*flashbackoff*

Aku mengeluarkan kertas itu dari saku celanaku, kertas yang masih aku simpan selama 4 tahun ini, kertas ini masih seperti dulu masih rapi tak ada sedikit kotoran. Aku memang sengaja membawanya untuk menunjukkan pada penulisnya bahwa aku juga menyayanginya, aku menantinya aku masih setia mecintainya selama 7 tahun ini. Tapi kenyataan lain dia tak datang, bahkan aku pun tak tau kabarnya bagaimana dan dimana sekarang.
Aku berdiri melangkah meninggalkan tempat ini, sudah cukup lama aku terlarut dalam kenangan masa lalu. Entahlah biar aku simpan baik-baik dia dihatiku.
“Rio” ucap seseorang memanggil namaku, Oh Tuhan aku kenal betul suara itu, suara gadis itu suara yang selalu aku rindukan selama 4 tahun ini. Ify.
“Ify?” ucapku sontak reflek aku langsung memeluknya.
“aku kangen fy aku kangen sama kamu” ucapku memeluknya sangat erat.
“aku juga Yo, tapi jgn kenceng-kenceng aku gak bisa nafas nih” ucapnya lembut
“hehe maaf” aku menjadi salah tingkah
“Dea mana Yo? Kok kamu gak sama dia?” tanya Ify
“Dea ada tuh didalem sama suaminya” ucapku santai sambil duduk kembali di taman itu
“suaminya?bukannya kamu sama dia ya?”
“masih inget ini Fy?” aku menunjukkan kertas berwarna biru tersebut. Dia hanya mengangguk kecil.
“kamu salah paham fy, aku gak pacaran sama dia, aku sayang sama dia sebagai sahabat gak lebih. Karena aku udah sayang sama orang lain” ucapku sambil menatap matanya, mata yang selama ini aku rindukan.
“siapa?” tanyanya
“seorang gadis cantik pintar, gadis yang membuatku bertahan mencintainya selama 7 tahun gadis yang selalu ada di dalam fikiran dan hatiku, gadis itu…..kamu Fy” ucapku
“aku sayang kamu Fy, waktu itu aku mau jujur sama kamu setelah pulang dari Jogja. Tapi kamu menghilang aku nyesel Fy kenapa gak dari dulu aku jujur sama kamu” ucapku menunduk.
“aku juga sayang kamu Yo, bahkan sampai saat ini” ucapnya
“serius? Tapi kenapa waktu itu kamu menghilang Fy?” tanyaku
“aku lanjutin study ke Australia aku dapet beasiswa S1 psikolog di sana” jawabny
“fy”
“ya?”
“aku sayang kamu, kamu mau kan tunangan sama aku?” ucapku , entah kenapa kata-kata itu langsung saja keluar dari bibirku ini.
“hah? Kamu serius Yo? Kita pacaran aja belom?” ucapnya
“untuk apa? Bukankah kita sudah mencintai selama ini, bertahan dengan perasaan yang sama untuk  apa kita pacaran, aku sudah percaya Fy sama kamu. Kamu pilihan aku dan aku gak akan biarin kamu pergi lagi Fy, cukup itu semua jadi kisah pahit aku dimasa lalu”
“aku mau Yo , aku mau tunangan sama kamu” ucapnya tersenyum
“serius?beneran?gak boongkan?” tanyaku tak percaya
“dua rius malah hehe” ucapnya.
Aku langsung memeluknya merindukan kehangatan itu. Tuhan mimpikah ini? Penantian itu tak berakhir sia-sia, dia, dia kembali. Aku berjanji akan menjaganya gak akan aku lepasin dia lagi Tuhan. Ini janjiku
“udah yuk masuk aku mau kasih kejutan sama temen-temen pasti mereka kaget ngeliat aku tiba-tiba disini”
“ayukkk deh sekalian kita umumin ke mereka tentang pertunangan kita” ucapku
“iyaiya hmmm dasar mr.bala-bala haha” ucapnya. Kami pun berjalan berdampingan menuju Aula itu.

Kadang ada kalanya sebuah penyesalan mengajarkan kita untuk tidak mengulangi kesalahan dimasa lalu. Mengajarkan kita untuk tidak menyia-nyiakan orang yang menyayangi ataupun kita sayangi. Dan penantian mengajarkan kita untuk sabar.
Tak akan ada akhir yang tak indah dari sebuah kisah. Inilah kisah , kisah sepasang dua anak manusia, kisah yang mengajarkan mereka untuk bersabar, kisah yang memberikan mereka pengertian arti dari ‘sebuah cinta sejati’.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar